BETAH
  • Cerita
  • Ndopok
  • Dolan
  • Obah
  Kirim Artikel & Video
BETAH
  • Cerita
  • Ndopok
  • Dolan
  • Obah
  Kirim Artikel & Video
BETAH
BETAH
  • Cerita
  • Ndopok
  • Dolan
  • Obah

© 2025 betah.co.id

Ndopok

Makna Spiritual Bulan Sadran: Persiapan Batin Menyambut Ramadan

Sen, 27 Jan 2025
A+A-
Reset
4

Hai, Sobat! Pernah dengar tentang Bulan Sadran? Bagi masyarakat Jawa, bulan ini punya makna yang sangat spesial, lho. Bulan Sadran, atau yang dikenal juga sebagai bulan Ruwah dalam kalender Jawa, adalah bulan penuh berkah yang jatuh sebelum Ramadan. Nah, di bulan ini, ada banyak tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan persiapan menyambut bulan suci Ramadan. Yuk, kita bahas lebih dalam!


Apa Itu Bulan Sadran?

Bulan Sadran adalah bulan kedelapan dalam penanggalan Jawa, yang bertepatan dengan bulan Syakban dalam kalender Hijriyah. Nama “Sadran” sendiri berasal dari kata “sadar” dan “ruwah,” yang artinya kesadaran untuk membersihkan diri, baik secara fisik maupun spiritual. Bulan ini dianggap sebagai waktu yang tepat untuk introspeksi, memohon ampunan, dan mengingat jasa-jasa leluhur.

Bagi masyarakat Jawa, Bulan Sadran bukan cuma sekadar penanda waktu, tapi juga momen untuk merenung, berbagi, dan memperkuat hubungan dengan alam, sesama, dan leluhur. Jadi, nggak heran kalau bulan ini selalu dinanti-nanti!


Tradisi Nyadran: Ziarah ke Makam Leluhur

Salah satu tradisi paling ikonik di Bulan Sadran adalah nyadran, yaitu ziarah ke makam leluhur. Biasanya, keluarga-keluarga Jawa akan berkumpul dan pergi bersama-sama ke makam untuk membersihkan nisan, menabur bunga, dan mendoakan arwah yang telah meninggal. Ini adalah bentuk penghormatan dan rasa terima kasih kepada leluhur yang telah memberikan kehidupan dan warisan budaya.

Nah, yang bikin tradisi ini semakin menarik adalah adanya sesaji. Masyarakat Jawa biasanya membawa makanan tradisional seperti apem, kolak, dan ketan sebagai simbol persembahan. Setelah didoakan, makanan ini dibagikan kepada tetangga atau orang-orang yang hadir. Jadi, selain bernilai spiritual, nyadran juga jadi ajang silaturahmi dan berbagi kebahagiaan. Seru, kan?


Bersih Desa: Gotong Royong untuk Keberkahan

Selain nyadran, Bulan Sadran juga identik dengan tradisi bersih desa. Masyarakat Jawa percaya bahwa membersihkan lingkungan sekitar, seperti sungai, jalan, dan tempat-tempat umum, akan membawa keberkahan dan keselamatan bagi seluruh warga. Kegiatan ini dilakukan secara gotong royong, lho! Jadi, semua warga desa ikut turun tangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua.

Nggak cuma bersih-bersih, tradisi ini biasanya diiringi dengan upacara adat, seperti kirab budaya, pertunjukan wayang, atau tarian tradisional. Selain sebagai bentuk syukur kepada Tuhan, acara ini juga jadi ajang melestarikan budaya dan mempererat hubungan antarwarga. Jadi, bersih desa nggak cuma bikin lingkungan jadi rapi, tapi juga bikin hati kita adem!


Persiapan Spiritual Menyambut Ramadan

Bulan Sadran juga jadi momen penting untuk persiapan spiritual menyambut Ramadan. Masyarakat Jawa memanfaatkan bulan ini untuk memperbanyak ibadah, berzikir, dan melakukan amal kebajikan. Mereka percaya bahwa dengan membersihkan hati dan pikiran, mereka akan lebih siap menjalani ibadah puasa dengan khusyuk.

Banyak juga yang melakukan tirakat, seperti puasa atau mengurangi makan, sebagai bentuk penyesalan dan permohonan ampunan kepada Tuhan. Jadi, Bulan Sadran bukan cuma tentang tradisi fisik, tapi juga tentang persiapan batin untuk menyambut bulan suci.


Kenapa Tradisi Ini Penting?

Tradisi Bulan Sadran bukan cuma sekadar ritual tahunan, tapi juga mencerminkan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur. Dari nyadran, kita belajar menghormati leluhur. Dari bersih desa, kita belajar gotong royong dan menjaga lingkungan. Dari persiapan spiritual, kita belajar introspeksi dan memperbaiki diri.

Tradisi ini juga jadi bukti bahwa budaya Jawa itu kaya akan makna dan kearifan lokal. Sayang banget, kan, kalau sampai tradisi ini hilang tergerus zaman? Makanya, sebagai generasi muda, kita harus ikut melestarikan dan merayakannya dengan penuh kesadaran.


Nah, itu dia Sobat sekilas tentang tradisi Bulan Sadran bagi masyarakat Jawa. Dari ziarah kubur, bersih desa, sampai persiapan spiritual, semua tradisi ini punya makna yang dalam dan patut kita jaga. Jadi, kalau kamu punya keluarga atau teman yang masih menjalankan tradisi ini, jangan lupa ikut merayakan ya! Siapa tahu, kamu bisa belajar banyak hal baru dan merasakan kedamaian yang luar biasa.

Bulan SadranNyadranSejarah JawaTradisi JawaTradisi Sadran
Bagi FacebookTwitterWhatsappThreadsBluesky
sebelumnya
Mengenal KH Abu Dardiri : Sang Pengusaha sekaligus Ulama yang Gagas Berdirinya Kemenag
selanjutnya
Kisah Resi Jambukarang dan Pangeran Atas Angin: Jejak Awal Islam di Tanah Jawa

Terbaru

  • Mahasiswa UB Kediri Perkenalkan Suplemen Pakan UMB untuk Dukung Kesehatan Ternak

  • Mahasiswa KKN UIN Saizu Sulap Jagung Jadi Susu Sehat: Inovasi Ekonomi Kreatif di Desa Tanahbaya

  • Sinaga Mas Kecamatan se-Kabupaten Banyumas Dikukuhkan

  • Sambang Pesantren PW RMI NU Jateng Perkuat Konsolidasi, Halaqoh Kepengasuhan di Ponpes Miftahul Burhani Pesawahan

  • KH Taefur Arafat Kembali Pimpin MUI Kabupaten Banyumas 2025-2030

POPULER

  • Mahasiswa UB Kediri Perkenalkan Suplemen Pakan UMB untuk...

    Rab, 6 Agu 2025
  • Sambang Pesantren PW RMI NU Jateng Perkuat Konsolidasi,...

    Sen, 4 Agu 2025
  • Pujasera Balidul Hadir di Kedungbanteng, Tawarkan Kuliner Murah...

    Rab, 30 Jul 2025
  • Sinaga Mas Kecamatan se-Kabupaten Banyumas Dikukuhkan

    Rab, 6 Agu 2025
  • Fenomena Gugatan Cerai Pasca Pelantikan PPPK/ASN (Menimbang Fiqih...

    Rab, 30 Jul 2025
  • Facebook
  • Instagram
  • Youtube
  • Tiktok
  • Tentang
  • Kebijakan Privasi
  • Kontributor

© 2025 - betah.co.id

BETAH
  • Cerita
  • Ndopok
  • Dolan
  • Obah
Sign In

Keep me signed in until I sign out

Forgot your password?

Password Recovery

A new password will be emailed to you.

Have received a new password? Login here