BETAH
  • Cerita
  • Ndopok
  • Dolan
  • Obah
  Kirim Artikel & Video
BETAH
  • Cerita
  • Ndopok
  • Dolan
  • Obah
  Kirim Artikel & Video
BETAH
BETAH
  • Cerita
  • Ndopok
  • Dolan
  • Obah

© 2025 betah.co.id

Cerita

Kilas Balik Banyumas, Dari Adipati Warga Utama Hingga Zaman Now

Sel, 18 Feb 2025
A+A-
Reset
Sejrah Hari Jadi Banyumas
11

Kabupaten Banyumas memiliki sejarah panjang yang berakar pada masa kerajaan kuno di Nusantara. Wilayah ini pertama kali dikenal sebagai pemerintahan lokal pada zaman Majapahit, dengan Adipati Wirasaba atau Warga Utama (Kaduhu) sebagai salah satu tokoh penting dalam membangun fondasi wilayah tersebut. Namun, secara modern, Kabupaten Banyumas mulai berdiri pada abad ke-16 Masehi, tepatnya pada masa kejayaan Kesultanan Pajang.

Pendirian Kabupaten Banyumas secara resmi terjadi pada tanggal 6 April 1582 atau bertepatan dengan tanggal 12 Robiul Awal 990 Hijriyah. Pendiri Kabupaten Banyumas adalah Raden Jaka Kaiman, yang kemudian menjadi bupati pertama. Ia juga dikenal dengan nama lain, seperti Raden Jaka Kaiman, yang disebutkan dalam Babad Banyumas sebagai tokoh sentral dalam pembentukan wilayah ini.

Periode Awal: Zaman Adipati Wirasaba dan Adipati Mrapat

Sebelum pendirian Kabupaten Banyumas pada tahun 1582, wilayah ini telah dipimpin oleh para adipati dari Wirasaba. Adipati Warga Utama II, yang memiliki nama lain Raden Jaka Kaiman. Ia merupakan salah satu leluhur penting dalam sejarah Banyumas yang membagi Kadipaten Wirasaba menjadi 4 bagian sehingga dia dikenal juga sebagai Adipati Mrapat.

Adipati Mrapat, memainkan peran penting dalam pengembangan wilayah Banyumas. Di bawah kepemimpinannya, wilayah ini mulai berkembang sebagai pusat pemerintahan lokal yang mandir dengan dukungan penuh dari Kesultanan Pajang.

Perkembangan Ekonomi dan Budaya (Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20)

Pada awal abad ke-20, Banyumas mengalami perkembangan signifikan dalam bidang ekonomi dan budaya. Tahun 1913 menjadi titik awal penelitian tentang perkembangan ekonomi di Banyumas, ketika Bupati Gandasubrata mulai memimpin wilayah ini. Pada masa kolonial Belanda, Banyumas menjadi salah satu pusat perdagangan penting, terutama untuk komoditas pertanian seperti tebu dan tembakau.

Selain itu, kebudayaan Banyumas juga berkembang pesat, dengan bahasa daerah Panginyongan (Banyumasan) menjadi identitas utama masyarakat setempat. Seni tradisional seperti tari, musik, dan sastra juga mengalami perkembangan yang signifikan.

Masa Kolonial dan Perjuangan Kemerdekaan

Pada tahun 1942, kekuasaan kolonial Belanda di Banyumas berakhir dengan masuknya Jepang ke Indonesia. Selama masa pendudukan Jepang, masyarakat Banyumas aktif terlibat dalam pergerakan nasional melawan penjajahan. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Banyumas menjadi bagian integral dari Republik Indonesia dan terus berkembang sebagai salah satu kabupaten strategis di Jawa Tengah.

Era Modern dan Pengembangan Terkini

Di era modern, Kabupaten Banyumas terus berkembang sebagai pusat pendidikan, ekonomi, dan budaya di Jawa Tengah. Kota Purwokerto, ibu kota Kabupaten Banyumas, menjadi salah satu kota penting di wilayah ini, dengan Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) sebagai institusi pendidikan tinggi unggulan.

Kabupaten Banyumas juga dikenal dengan ciri khas budayanya, termasuk seni tradisional seperti ketoprak, wayang kulit, dan musik calung. Bahasa Banyumasan tetap menjadi salah satu elemen penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.


Sejarah Kabupaten Banyumas mencerminkan perjalanan panjang yang dimulai dari zaman kerajaan kuno hingga menjadi salah satu kabupaten modern di Indonesia. Dengan akar sejarah yang kuat dan perkembangan yang signifikan, Banyumas terus menjadi salah satu wilayah penting di Jawa Tengah. Warisan budaya dan sejarahnya menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang untuk menjaga identitas dan tradisi yang telah ada selama berabad-abad.

Perayaan Hari Jadi Banyumas ke-454 di tahun 2025 bukan sekadar acara seremonial, melainkan momentum untuk menghormati leluhur, nilai sejarah, penguatan identitas budaya, dan memperkuat persatuan masyarakat. Dari Kirab Pusaka hingga acara lainnya dirancang untuk memberikan pengalaman tak terlupakan bagi siapa saja yang hadir.

Adipati MrapatBanyumasHari Jadi BanyumasJaka KaimanPurwokertoSejarah Banyumas
Bagi FacebookTwitterWhatsappThreadsBluesky
sebelumnya
Jadwal Unggah-Unggahan Banokeling di Tahun 2025
selanjutnya
Medsos : Rumah Polos Netizen

Terbaru

  • Mahasiswa UB Kediri Perkenalkan Suplemen Pakan UMB untuk Dukung Kesehatan Ternak

  • Mahasiswa KKN UIN Saizu Sulap Jagung Jadi Susu Sehat: Inovasi Ekonomi Kreatif di Desa Tanahbaya

  • Sinaga Mas Kecamatan se-Kabupaten Banyumas Dikukuhkan

  • Sambang Pesantren PW RMI NU Jateng Perkuat Konsolidasi, Halaqoh Kepengasuhan di Ponpes Miftahul Burhani Pesawahan

  • KH Taefur Arafat Kembali Pimpin MUI Kabupaten Banyumas 2025-2030

POPULER

  • Mahasiswa UB Kediri Perkenalkan Suplemen Pakan UMB untuk...

    Rab, 6 Agu 2025
  • Sambang Pesantren PW RMI NU Jateng Perkuat Konsolidasi,...

    Sen, 4 Agu 2025
  • Pujasera Balidul Hadir di Kedungbanteng, Tawarkan Kuliner Murah...

    Rab, 30 Jul 2025
  • Sinaga Mas Kecamatan se-Kabupaten Banyumas Dikukuhkan

    Rab, 6 Agu 2025
  • Fenomena Gugatan Cerai Pasca Pelantikan PPPK/ASN (Menimbang Fiqih...

    Rab, 30 Jul 2025
  • Facebook
  • Instagram
  • Youtube
  • Tiktok
  • Tentang
  • Kebijakan Privasi
  • Kontributor

© 2025 - betah.co.id

BETAH
  • Cerita
  • Ndopok
  • Dolan
  • Obah
Sign In

Keep me signed in until I sign out

Forgot your password?

Password Recovery

A new password will be emailed to you.

Have received a new password? Login here