Jumat, 20 Juni 2025
Kirim Artikel / Video
BerandaNdopokMengapa Self-Serving Bias Bikin Kita Toxic?

Mengapa Self-Serving Bias Bikin Kita Toxic?

Sobat Betah, Pernah nggak sih ngerasa pas berhasil ngelakuin sesuatu, langsung mikir, “Wih, ini semua berkat aku yang pinter dan kerja keras!” Tapi pas gagal, malah nyalahin keadaan atau orang lain? Nah, ternyata itu ada namanya lho, yaitu self-serving bias. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang fenomena psikologis yang bikin kita kadang nggak sadar ini!


Apa Itu Self-Serving Bias?

Self-serving bias adalah kecenderungan kita untuk ngasih pujian ke diri sendiri saat sukses (misalnya, “Aku hebat karena aku rajin!”) tapi nyalahin faktor luar saat gagal (misalnya, “Ini salah tim nggak support!” atau “Soalnya susah banget sih!”). Bias ini kayak tameng buat melindungi ego kita biar nggak down saat menghadapi kegagalan.

Fenomena ini udah diteliti sama banyak psikolog, dan hasilnya? Yap, manusia emang punya kecenderungan alami buat ngelindungi harga dirinya. Misalnya, penelitian dari Miller dan Ross (1975) bilang bahwa kita cenderung nganggap kesuksesan itu karena faktor internal kayak kemampuan atau usaha kita sendiri. Tapi pas gagal? Eh, langsung deh nyalahin faktor eksternal kayak nasib sial atau orang lain.


Self-Serving Bias dalam Kehidupan Sehari-hari

Nah, biar lebih relate, yuk kita liat contoh self-serving bias dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Di Dunia Kerja:
    Misalnya, kamu berhasil ngejar target penjualan. Kamu pasti mikir, “Yes, ini semua berkat skill komunikasiku yang oke dan kerja kerasku!” Tapi pas gagal? “Ah, ini karena pasarnya lagi jelek, atau tim nggak bantu aku!”
  2. Di Sekolah/Kampus:
    Pas nilai ujian bagus, kamu bilang, “Ini karena aku pinter dan belajar mati-matian!” Tapi pas nilai jelek? “Gurunya nggak ngajar jelas, soalnya terlalu susah, atau temenku ganggu aku terus!”
  3. Dalam Hubungan:
    Saat ada konflik sama pasangan, kita cenderung nyalahin mereka, “Dia sih yang nggak ngerti aku!” Padahal, mungkin aja kita juga punya andil dalam masalah itu.

Serius, deh, self-serving bias ini bikin kita kadang nggak sadar kalau kita terlalu fokus nyalahin orang lain atau keadaan, alih-alih introspeksi diri.


Dampak Self-Serving Bias

Self-serving bias ini kayak pisau bermata dua. Di satu sisi, dia bisa bikin kita tetap percaya diri dan nggak gampang down saat gagal. Tapi di sisi lain, bias ini bisa bikin kita stuck dan nggak berkembang. Kenapa? Karena kalau kita terus-terusan nyalahin faktor luar, kita nggak akan pernah belajar dari kesalahan kita sendiri.

Contohnya, kalau di kerjaan kamu selalu nyalahin tim atau atasan saat ada masalah, kamu nggak akan pernah ngevaluasi diri sendiri buat jadi lebih baik. Akhirnya, kamu malah nggak berkembang dan hubungan sama orang lain jadi rusak karena mereka merasa disalahin terus.


Gimana Cara Mengatasi Self-Serving Bias?

Nah, supaya kita nggak terjebak sama self-serving bias, ada beberapa tips yang bisa dicoba:

  1. Jujur Sama Diri Sendiri:
    Coba deh lebih objektif dalam ngevaluasi diri. Saat sukses, akui usaha dan kemampuanmu, tapi jangan lupa ucapkan terima kasih sama faktor luar yang bantu (kayak dukungan temen atau keluarga). Saat gagal, coba tanya diri sendiri, “Apa yang bisa aku pelajari dari ini?”
  2. Minta Feedback dari Orang Lain:
    Kadang kita nggak bisa liat kesalahan kita sendiri. Makanya, minta pendapat orang lain buat dapetin perspektif yang lebih adil.
  3. Terima Kegagalan Sebagai Proses Belajar:
    Gagal itu wajar, kok! Yang penting, jangan langsung nyalahin keadaan. Coba cari tau apa yang bisa diperbaiki buat kedepannya.
  4. Latih Empati:
    Coba deh lebih peka sama perasaan orang lain. Saat ada masalah, coba liat dari sudut pandang mereka. Siapa tau, kamu bisa lebih ngerti dan nggak langsung nyalahin mereka.

Self-serving bias itu kayak tameng buat melindungi ego kita, tapi kalau kebanyakan, malah bikin kita nggak berkembang. Dengan lebih aware sama bias ini, kita bisa belajar buat lebih objektif dalam menilai diri sendiri dan orang lain. Jadi, yuk, mulai sekarang coba lebih introspeksi dan belajar dari setiap kesalahan. Karena dengan begitu, kita bisa jadi pribadi yang lebih baik dan hubungan sama orang lain pun jadi lebih harmonis.

LAINNYA